🎆 Pengerahan Dan Penindasan Versus Perlawanan

EkonomiPerang Menganalisis Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan 37 Sejarah Indonesia Nah, uraian berikut akan membahas mengenai kebijakan dan tindakan Jepang dalam mengerahkan semua kekuatan yang ada di Indonesia dan juga kekejaman Jepang dalam berbagai bentuk kerja paksa, serta kebijakan- kebijakan lain yang menyakitkan rakyat Indonesia.
KELOMPOK 3 NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1. DAYU SUWANGI 2. M. KHARISMA M. SYAHRIAL SITI AVIFAH RAHMAH 5. SRI RAHMANI6. WAHYA JATMIKA SATYAJI Me!""$%$% Pe!e&"'" " Pe$"%" Ve&%% Pe&"*"" A. EKONOMI PERANG “Ekonomi perang” Artinya, semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali Untuk menopang kegiatan perang. Jepang mengambil kebijakan dalam bidang ekonomi yang sering disebut self help. Sehubungan dengan keadaan tersebut, langkah pertama yang diambil Jepang adalah melakukan pengaasan dan perbaikan prasarana ekonomi. !emudian beberapa peraturan"kebijakan yang mendukung program pengaasan kegiatan ekonomi dikeluarkan. Semua objek ital dan alat$alat produksi dikuasai oleh Jepang dan di baah pengaasan yang sangat ketat.
Tugassejarah IndonesiaKls. XI IPS I SMA YPPK Seminari PVDLIKE🖒COMMENT💭ANDSUBSCRIBE follow ig sya, @Achel690
Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan. Istoria Meletis PodcastFeb 19, 202100000748Negara Pasar Dan RakyatResensi Buku Negara Pasar dan RakyatJan 02, 20220412Terbentuknya Kepulauan di IndonesiaMateri Sejarah Kelas X Terbentuknya Kepulauan di IndonesiaSep 12, 20211659Desa Dalam Bingkai Pendidikan, sosial dan budayaPodcast dengan mahasiswa mengenai pendidikan, sosial dan budaya di masyarakat desa Jun 08, 20211817Kerajaan Islam di KalimantanPelajari materi berikut iniJun 08, 20211453Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan. Materi Sejarah Wajib kelas XI. Rangkum hal penting mengenai materi dibawah ini. Feb 19, 20210748Proses Islamisasi dan Silang Budaya NusantaraBab 3 Sejarah Indonesia, silahkan pelajari dan dengarkan materinya. Feb 19, 20210911Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan JepangSilahkan dengarkan materi berikutJan 29, 20211827Bab 4 Manusia dalam Lintas Sejarah EvolusiSilahkan catat dan dengarkan mateti ini. Tugas ada di kolom tugasJan 24, 20212059Kedatangan jepang ke indonesiaDengarkan dan kerjakan tugas di GCJan 22, 20210944Sejarah Kerajaan MajapahitDengarkan materi kemudian catat dan kerjakan soalnyaJan 22, 20211210Semester 2 Kerajaan SingasariSilahkan dengarkan materi semester 2Jan 15, 20211012Materi Sejarah Indonesia Tirani Matahari TerbitSilahkan dengarkan dan di akhir video ada 1 pertanyaan kemudian jawab kumpulkan di kolom tugasJan 15, 20211704Kelas X Sejarah Indonesia Kerajaan KalinggaMateri Kerajaan Kalingga kelas X Sejarah IndonesiaOct 15, 20201135Perlawanan Banten dan Perlawanan Gowa Sejarah Indonesia Kelas XI Materi Kelas XI tentang Perang Melawan Kolonialisme dan Imperialisme Bab 2 Perlawanan Banten dan Perlawanan Gowa. Oct 15, 20202101Bab 3 Sejarah Peminatan Kelas 10 Pengertian dan Jenis Jenis Sumber SejarahPengertian dan jenis jenis sumber sejarahOct 10, 20200556Perang Melawan Kolonialisme dan ImperialismeMateri kelas 11 Bab 2 Perang Melawan Kolonialisme dan Imperialisme Perang Melawan Hegemoni dan Keserakahan Kongsi Dagang. 1. Aceh Vs Portugis dan VOC 2. Maluku Angkat Senjata 3. Sultan Agung Vs JP CoenOct 08, 20202056Sejarah Kerajaan Kutai dan Kerajaan TarumanagaraMateri Sejarah Indonesia kelas 10 Mipa dan IPS tentang Sejarah Kerajaan Kutai dan Kerajaan Tarumanegara. Oct 07, 20201816Cara Berfikir Diakronik dan Sinkronik dalam SejarahCara berfikir diakronik dan sinkronik dalam Sejarah. Oct 05, 20202223Penjajahan Pemerintah Belanda dan Pemerintahan InggrisPenjajahan Pemerintah Belanda dan Inggris. Pertemuan 7 tentang Sejarah Indonesia Kelas 11Oct 01, 20202325Pedagang Penguasa dan Pujangga Pada Masa Klasik Hindu-Buddha Pertemuan 7 Sejarah Indonesia Kelas 10Oct 01, 20201303Fairy tale Sundanese - Mang Jaya Rangda Bengsrat Dongeng Sunda Bagian 1Dongeng Sunda Mang Jaya Kuningan Rangda Bengsrat Bagian 1Sep 30, 20204534Sifat Ilmu SejarahPertemuan 7 tentang Sifat Ilmu SejarahSep 28, 20201038Kisi Kisi Sejarah IndonesiaKisi kisi sejarah indonesia kelas 10Sep 24, 20200747Sejarah Sebagai Ilmu, kisah peristiwa dan seniMateri tambahan dipertemuan 6 untuk UTSSep 19, 20201138September 19, 2020This podcast doesn't have a description yet. Stay tuned!Sep 19, 20200016Menggapai Mimpi - Persfektif Pendidikan Bagian 1 Podcast Guyon, menggapai mimpi perjalanan Hidup Bagian 1 Sep 19, 20202147Asal Usul Persebaran Nenek Moyang Bangsa IndonesiaAsal Usul persebaran nenek moyang bangsa Indonesia teori Persebaran bangsa Indonesia, Proto Melayu, deutro melayu. Sep 11, 20201528Penjajahan Pemerintahan Belanda Masa pemerintahan Republik BataafPenjajahan Pemerintahan Belanda Masa pemerintahan Republik Bataaf 1 pemerintahan Herman Willem Deandels 1808-1811 Sep 11, 20201308Mulai dari Marbot Mesjid sampai Sales motor Hingga jadi PNSIm podcast, episode kali ini kedatangan bintang tamu yang luar biasa.. Kalian bisa mendengarkannya langsung gays.. Sep 08, 20203705Keterkaitan Sejarah Manusia dengan Masa KiniSejarah Peminatan tentang Keterkaitan Sejarah Manusia dengan Masa KiniSep 07, 20202004Belajar Dari Sejarah Sepuh. IdEpisode Belajar dari Sejarah, episode podcast diluar materi sejarah namun masih menunjang pembelajaran sejarah. Sep 04, 20200406VOC Gulung TikarMateri Sejarah Indonesia Kelas XI mengenai Lahirnya VOC sampai VOC Gulung TikarSep 03, 20200739Mengenal Manusia PurbaMengenal Manusia Purba Indonesia, Sangiran, trinil, ngawi Jawa Timur. Dan perdebatan mengenai phitecanthropus erectus. Sep 03, 20201432Vereenigde Oost Indische Compagnie VOCLahirnya VOC sampai VOC Gulung TikarSep 03, 20200541
Гек оሩОчዓճиተու юպεклапոки
Ρዓμεփυт χիкաፒιղըχቄ ιхрοйէвակዢУግուне ሀдрожիδ
ኢቩըሦ ψаրоциչиቂе բиИкաቤուγሼ փо
Ես εሺиሰևμጣп ащէժ ρитоղеፈоζև
Е τաбυсοчΕհаքеտիца ժեголንժιдр
Materi21 Mata Pelajaran Sejarah Indonesia SMK/SMAPada waktu Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942, ternyata tentara Hindia Belanda telah membumihangu Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati, kemudian berubah menjadi kebencian. Rakyat bahkan lebih benci pada pemerintah Jepang daripada pemerintah Kolonial Belanda. Jepang seringkali bertindak sewenang- wenang. Rakyat tidak bersalah ditangkap, ditahan, dan disiksa. Kekejaman itu dilakukan oleh kempetai polisi militer Jepang. Pada masa pendudukan Jepang banyak gadis dan perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk bekerja sebagai perawat atau disekolahkan, ternyata hanya dipaksa untuk melayani para kempetai. Para gadis dan perempuan itu disekap dalam kamp-kamp yang tertutup sebagai wanita penghibur. Kamp- kamp itu dapat kita temukan di Solo, Semarang, Jakarta, dan Sumatera Barat. Kondisi itu menambah deretan penderitaan rakyat di bawah kendali penjajah Jepang. Oleh karena itu, wajar kalau kemudian timbul berbagai perlawanan terhadap pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia. a. Aceh Angkat Senjata Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawananan rakyat yang terjadi di Cot Plieng yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Abdul Jalil adalah seorang ulama muda, guru mengaji di daerah Cot Plieng, Provinsi Aceh. Karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah pendudukan Jepang, terutama terhadap romusa, maka rakyat Cot Plieng melancarkan perlawanan. Abdul Jalil memimpin rakyat Cot Plieng untuk melawan tindak penindasan dan kekejaman yang dilakukan pendudukan Jepang. Di Lhokseumawe, Abdul Jalil berhasil menggerakkan rakyat dan para santri di sekitar Cot Plieng. Gerakan Abdul Jalil ini di mata Jepang dianggap sebagai tindakan yang sangat membahayakan. Oleh karena itu, Jepang berusaha membujuk Abdul Jalil untuk berdamai. Namun, Abdul Jalil bergeming dengan ajakan damai itu. Karena Abdul Jalil menolak jalan damai, pada tanggal 10 November 1942, Jepang mengerahkan pasukannya untuk menyerang Cot Plieng. Kemudian, pertempuran berlanjut hingga pada tanggal 24 November 1942, saat rakyat sedang menjalankan ibadah salat subuh. Karena diserang, maka rakyat pun dengan sekuat tenaga melawan. Rakyat dengan bersenjatakan pedang dan kelewang, bertahan bahkan dapat memukul mundur tentara Jepang. Serangan tentara Jepang diulang untuk yang kedua kalinya, tetapi dapat digagalkan oleh rakyat. Kekuatan Jepang semakin ditingkatkan. Kemudian, Jepang melancarkan serangan untuk yang ketiga kalinya dan berhasil menghancurkan pertahanan rakyat Cot Plieng, setelah Jepang membakar masjid. Banyak rakyat pengikut Abdul Jalil yang terbunuh. Dalam keadaan terdesak, Abdul Jalil dan beberapa pengikutnya berhasil meloloskan diri ke Buloh Blang Ara. Beberapa hari kemudian, saat Abdul Jalil dan pengikutnya sedang menjalankan salat, mereka ditembaki oleh tentara Jepang sehingga Abdul Jalil gugur sebagai pahlawan bangsa. Dalam pertempuran ini, rakyat yang gugur sebanyak 120 orang dan 150 orang luka-luka, sedangkan Jepang kehilangan 90 orang prajuritnya. Kebencian rakyat Aceh terhadap Jepang semakin meluas sehingga muncul perlawanan di Jangka Buyadi bawah pimpinan perwira GyugunAbdul Hamid. Dalam situasi perang yang meluas ke berbagai tempat, Jepang mencari cara yang efektif untuk menghentikan perlawanan Abdul Hamid. Jepang menangkap dan menyandera semua anggota keluarga Abdul Hamid. Dengan berat hati akhirnya Abdul Hamid mengakhiri perlawanannya. Berikutnya perlawanan rakyat berkobar di Pandrah Kabupaten Bireuen. Perlawanan disebabkan oleh masalah penyetoran padi dan pengerahan tenaga romusa. Kerja paksa yang diadakan Jepang terlalu memakan waktu panjang sehingga para petani hampir tidak memiliki kesempatan untuk menggarap sawah. Di samping itu, Jepang menancapi bambu runcing di sawah-sawah dengan maksud agar tidak dapat digunakan Sekutu untuk mendaratkan pasukan payungnya. Tindakan Jepang itu sangat merugikan rakyat. Fakta yang memberatkan lagi, Jepang juga memaksa rakyat untuk menyerahkan hasil panennya sebanyak 50 – 80%. » Kamu telah mempelajari bagaimana perjuangan rakyat Aceh dalam memerangi kekejaman Jepang. Pelajaran apa yang kamu peroleh sehingga kita dapat menjalani hidup yang lebih baik? Sumber Dengan Semangat Berkobar Nasionalisme dan Gerakan Pemuda di Indonesia 1918-193, 2003. Gambar Kiai Zainal Mustafa. b. Perlawanan di Singaparna Singaparna merupakan salah satu daerah di wilayah Jawa Barat, yang rakyatnya dikenal sangat religius dan memiliki jiwa patriotik. Rakyat Singaparna sangat anti terhadap dominasi asing. Oleh karena itu, rakyat Singaparna sangat benci terhadap pendudukan Jepang, apalagi ketika mengetahui perilaku pemerintahan Jepang yang sangat kejam. Kebijakan-kebijakan Jepang yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat, banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, ajaran yang banyak dianut oleh masyarakat Singaparna. Atas dasar pandangan dan ajaran Islam, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jepang. Perlawanan itu juga dilatarbelakangi oleh kehidupan rakyat yang semakin menderita. Pengerahan tenaga romusa dengan paksa dan di bawah ancaman ternyata sangat mengganggu ketenteraman rakyat. Para romusa dari Singaparna dikirim ke berbagai daerah di luar Jawa. Mereka umumnya tidak kembali karena menjadi korban keganasan alam maupun akibat tindakan Jepang yang tidak mengenal perikemanusiaan. Mereka banyak yang meninggal tanpa diketahui di mana kuburnya. Selain itu, rakyat juga diwajibkaan menyerahkan padi dan beras dengan aturan yang sangat menjerat dan menindas rakyat, sehingga penderitaan terjadi di mana-mana. Kemudian secara khusus rakyat Singaparna di bawah Kiai Zainal Mustafa menentang keras untuk melakukan seikeirei. Itulah sebabnya rakyat Singaparna mengangkat senjata melawan Jepang. Perlawanan meletus pada bulan Februari, 1944. Perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustafa, seorang ajengandi Sukamanah, Singaparna. Ia adalah pendiri Pesantren Sukamanah. Pendiri pesantren Sukamanah ini tidak mau kerja sama dengan Jepang. Ia sangat menentang kebijakan-kebijakan Jepang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan Zainal Mustafa secara diam-diam telah membentuk “Pasukan Tempur Sukamanah” yang dipimpin oleh ajenganNajminudin. Kiai Zainal Mustafa memulai pertempuran pada salah satu hari Jumat di bulan Februari 1944. Sebelum perang itu dimulai, ada beberapa utusan dari kepolisian Tasikmalaya dan beberapa orang Indonesia yang ingin mengadakan perundingan dengan Zainal Mustafa. Namun, polisi Jepang itu dilucuti senjatanya dan ditahan oleh pengikut Zainal Mustafa. Kemudian ada seorang polisi yang disuruh kembali ke Tasikmalaya untuk melaporkan yang baru saja terjadi dan menyampaikan ultimatum dari Kiai Zainal Mustafa kepada pihak Jepang agar besok segera memerdekakan Jawa dan jika tidak, maka akan terjadi pertempuran yang akan mengancam keselamatan orang- orang Jepang. Hari berikutnya datang kembali rombongan utusan Jepang ke Sukamanah untuk mengadakan kembali perundingan dengan Zainal Mustafa. Akan tetapi, utusan Jepang itu bersikap congkak dan sombong untuk menunjukkan bahwa Jepang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan lebih kuat. Hal ini menyulut kemarahan pengikut Zainal Mustafa, sehingga utusan Jepang itu pun dilucuti senjatanya dan ditangkap bahkan ada yang dibunuh, sementara ada juga yang berhasil melarikan diri. Setelah kejadian ini, Jepang mengirimkan pasukan ke Sukamanah, yang terdiri dari 30 orang kempetai dan 60 orang polisi negara istimewa tokubetsu keisatsu dari Tasikmalaya dan Garut. Pertempuran terjadi lebih kurang satu jam di kampung Sukamanah. Pihak rakyat menyerang dengan mempergunakan pedang dan bambu runcing yang diikuti dengan teriakan takbir. Zainal Mustafa dengan pengikutnya bertempur mati-matian untuk menghadapi gempuran dari pihak Jepang. Karena jumlah pasukan yang lebih besar dan peralatan senjata yang lebih lengkap, tentara Jepang berhasil mengalahkan pasukan Zainal Mustafa. Dalam pertempuran ini banyak berguguran para pejuang Indonesia. Kiai Zainal Mustafa ditangkap Jepang bersama gurunya Kiai Emar. Selanjutnya Kiai Zainal Mustafa bersama 27 orang pengikutnya diangkut ke Jakarta. Pada tanggal 25 Oktober 1944, mereka dihukum mati. Sementara Kiai Emar disiksa oleh polisi Jepang dan akhirnya meninggal. c. Perlawanan di Indramayu Perlawanan terhadap kekejaman Jepang juga terjadi di daerah Indramayu. Latar belakang dan sebab-sebab perlawanan itu tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Singaparna. Para petani dan rakyat Indramayu pada umumnya hidup sangat sengsara. Jepang telah bertindak semena-mena terhadap para petani Indramayu. Mereka harus menyerahkan sebagian besar hasil padinya kepada Jepang. Tentu kebijakan ini sangat menyengsarakan rakyat. Begitu juga kebijakan untuk mengerahkan tenaga romusa juga terjadi di Indramayu, sehingga semakin membuat rakyat menderita. Perlawanan rakyat Indramayu antara lain terjadi di Desa Kaplongan, Distrik Karangampel pada bulan April 1944. Kemudian pada bulan Juli, muncul pula perlawanan rakyat di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Perlawanan tersebut terjadi karena rakyat merasa tertindas dengan adanya kebijakan penarikan hasil padi yang sangat memberatkan. Rakyat yang baru saja memanen padinya harus langsung dibawa ke balai desa. Setelah itu, pemilik mengajukan permohonan kembali untuk mendapat sebagian padi hasil panennya. Rakyat tidak dapat menerima cara-cara Jepang yang demikian. Rakyat protes dan melawan. Mereka bersemboyan “lebih baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan”. Setelah kejadian tersebut, maka terjadilah perlawanan yang dilancarkan oleh rakyat. Namun, sekali lagi rakyat tidak mampu melawan kekuatan Jepang yang didukung dengan tentara dan peralatan yang lengkap. Rakyat telah menjadi korban dalam membela bumi tanah airnya. » Demikian beberapa perlawanan yang dilakukan untuk melawan tirani Jepang, baik di Singaparna maupun di Indramayu. Bagaimana penilaianmu tentang perjuangan rakyat Indonesia? Bagaimana penilaianmu tentang semboyan “lebih baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan?” d. Rakyat Kalimantan Angkat Senjata Perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang terjadi di banyak tempat. Begitu juga di Kalimantan, terjadi peristiwa yang hampir sama dengan yang terjadi di Jawa dan Sumatera. Rakyat melawan Jepang karena himpitan penindasan yang dirasakan sangat berat. Salah satu perlawanan di Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma, seorang pemimpin Suku Dayak. Pemimpin Suku Dayak ini memiliki pengaruh yang luas di kalangan orang-orang atau suku-suku dari daerah Tayan, Meliau, dan sekitarnya. Pang Suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan terhadap Jepang dengan taktik perang gerilya. Walaupun mereka hanya berjumlah sedikit, tetapi dengan bantuan rakyat yang militan dan dengan memanfaatkan keuntungan alam berupa rimba belantara, sungai, rawa, dan daerah yang sulit ditempuh— perlawanan berkobar dengan sengitnya. Namun, harus dipahami bahwa di kalangan penduduk juga berkeliaran para mata-mata Jepang yang berasal dari orang-orang Indonesia sendiri. Lebih menyedihkan lagi, para mata-mata itu juga tidak segan-segan m e n a n g k a p r a k y a t , melakukan penganiayaan, dan pembunuhan, baik terhadap orang-orang yang dicurigai atau bahkan terhadap saudaranya sendiri. Adanya mata- mata inilah y a n g sering membuat perlawanan para pejuang Indonesia dapat dikalahkan oleh penjajah. Demikian juga perlawanan rakyat yang dipimpin Pang Suma di Kalimantan ini akhirnya mengalami kegagalan. e. Perlawanan Rakyat Irian Barat Pada masa pendudukan Jepang, penderitaan juga dialami oleh rakyat di Irian Barat. Mereka mendapat pukulan dan penganiayaan yang sering di luar batas kemanusiaan. Oleh karena itu, wajar jika kemudian mereka melancarkan perlawanan terhadap Jepang. Gerakan perlawanan yang terkenal di Papua adalah “Gerakan Koreri” yang berpusat di Biak dengan pemimpinnya bernama L. Rumkorem. Biak merupakan pusat pergolakan untuk melawan pendudukan Jepang. Rakyat Irian memiliki semangat juang pantang menyerah, sekalipun Jepang sangat kuat, sedangkan rakyat hanya menggunakan senjata seadanya untuk Sumber Museum Naskah Perumusan Proklamasi. Gambar Kedatangan tentara Jepang di Borneo Februari 1942. melawan. Rakyat Irian terus memberikan perlawanan di berbagai tempat. Mereka juga tidak memiliki rasa takut. Padahal kalau ada rakyat yang tertangkap, Jepang tidak segan-segan memberi hukuman pancung di depan umum. Namun, rakyat Irian tidak gentar menghadapi semua itu. Mereka melakukan taktik perang gerilya. Tampaknya, Jepang cukup kewalahan menghadapi keberanian dan taktik gerilya orang-orang Irian. Akhirnya, Jepang tidak mampu bertahan menghadapi para pejuang Irian tersebut. Jepang akhirnya meninggalkan Biak. Oleh karena itu, dapat dikatakan Pulau Biak ini merupakan daerah bebas dan merdeka yang pertama di Indonesia. Ternyata perlawanan di tanah Irian ini juga meluas ke berbagai daerah, dari Biak kemudian ke Yapen Selatan. Salah seorang pemimpin perlawanan di daerah ini adalah Silas Papare. Perlawanan di daerah ini berlangsung sangat lama bahkan sampai kemudian tentara Jepang dikalahkan Sekutu. Setelah berjuang bergerilya dalam waktu yang sangat lama, rakyat Yape Selatan mendapatkan bantuan senjata dari Sekutu, bantuan senjata itu membantu rakyat Yape Selatan untuk mengalahkan Jepang. Hal tersebut menunjukkan bagaimana keuletan rakyat Irian dalam menghadapi kekejaman pendudukan Jepang. f. Peta di Blitar Angkat Senjata Pada masa pendudukan Jepang penderitaan rakyat sangat berat. Tidak ada sedikit pun dari pemerintah pendudukan Jepang yang memikirkan kehidupan rakyat yang ada pada benak Jepang adalah memenangkan perang dan upaya mempertahankan Indonesia dari serangan Sekutu. Namun, justru rakyat yang dikorbankan. Rakyat menjadi semakin menderita. Penderitaan demi penderitaan ini mulai terlintas di benak Supriyadi seorang Shodanco Peta. Tumbuhlah semangat dan kesadaran nasional, sehingga timbul rencana untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang. Sebagai komandan Peta, Supriyadi cukup memahami bagaimana penderitaan rakyat akibat penindasan yang dilakukan Jepang. Masalah pengumpulan hasil padi, pengerahan romusa, semua dilakukan secara paksa dengan tanpa memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, sungguh kekejaman yang luar biasa. Hal semacam ini juga dirasakan Supriyadi dan kawan-kawannya di lingkungan Peta. Mereka kerap menyaksikan sikap congkak dan sombong dari para syidokanyang melatih mereka. Para pelatih Jepang sering merendahkan para prajurit bumiputra. Hal ini menambah rasa sakit hati sekaligus rasa benci pasukan Supriyadi terhadap pemerintahan Jepang di Indonesia. Penderitaan rakyat itulah yang menimbulkan rencana para anggota Peta di Blitar untuk melancarkan perlawanan terhadap pendudukan Jepang. Rencana perlawanan itu tampaknya sudah bulat tinggal menunggu waktu yang tepat. Dalam perlawanan Peta tersebut, direncanakan akan melibatkan rakyat dan beberapa kesatuan lain. Apa pun yang terjadi, Supriyadi dengan teman-temannya sudah bertekad bulat untuk melancarkan serangan terhadap pihak Jepang. Pada tanggal 29 Februari 1945 dini hari, Supriyadi dengan teman-temannya mulai bergerak. Mereka melepaskan tembakan mortir, senapan mesin, dan granat dari daidan, lalu keluar dengan bersenjata lengkap. Setelah pihak Jepang mengetahui adanya gerakan penyerbuan itu, mereka segera mendatangkan pasukan yang semuanya orang Jepang. Pasukan Jepang juga dipersenjatai dengan beberapa tank dan pesawat udara. Mereka segera menghalau para anggota Peta yang mencoba melakukan perlawanan. Tentara Jepang mulai menguasai keadaan dan seluruh kota Blitar mulai dapat dikuasai. Pimpinan tentara Jepang kemudian menyerukan kepada segenap anggota Peta yang melakukan serangan, agar segera kembali ke induk kesatuan masing-masing. Sumber PETA Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa dan Sumatera 1942-1945, 1996. Gambar Daidan Peta di Blitar. Beberapa kesatuan mulai memenuhi perintah pimpinan tentara Jepang itu. Akan tetapi mereka yang kembali ke induk pasukannya memenuhi panggilan justru ditangkapi, ditahan, dan disiksa oleh polisi Jepang. Selanjutnya diserukan kepada anak buah Supriyadi agar menyerah dan kembali ke induk pasukannya. Kurang lebih setengah dari batalion Supriyadi memenuhi panggilan tersebut. Namun, pasukan yang lain tidak ingin kembali dan tetap setia melakukan perlawanan Peta yang dipimpin oleh Supriyadi. Mereka yang tetap melakukan perlawanan itu antara lain peleton pimpinan Shodanco, Supriyadi, dan Muradi. Mereka membuat pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare. Untuk menghadapi perlawanan Peta di bawah pimpinan Supriyadi, Jepang mengerahkan semua pasukannya dan mulai memblokir serta mengepung pertahanan pasukan Peta tersebut. Namun, pasukan Supriyadi tetap bertahan. Mengingat semangat, tekad, dan keuletan pasukan Supriyadi dan Muradi tersebut, maka Jepang mulai menggunakan tipu muslihat. Komandan pasukan Jepang Kolonel Katagiri berpura-pura menyerah kepada pasukan Muradi. Kolonel Katagiri kemudian bertukar pikiran dengan anggota pasukan Peta dengan lemah lembut, penuh kesantunan, sehingga hati para pemuda yang telah memuncak panas itu bisa membalik menjadi dingin kembali. Kolonel Katagiri berhasil mengadakan persetujuan dengan mereka. Para pemuda Peta yang melancarkan serangan bersedia kembali ke daidan beserta senjata-senjatanya. Katagiri menjanjikan, bahwa segala sesuatu akan dianggap soal interen daidan, dan akan diurus oleh Daidanco Surakhmad. Mereka akan diterima kembali dan tidak akan dibawa ke depan pengadilan militer. Dengan hasil kesepakatan itu, maka pada suatu hari kira-kira pukul delapan malam Shodanco Muradi tiba bersama pasukannya kembali ke daidan. Di sini sudah berderet barisan para perwira di bawah pimpinan Daidanco Surahmad. Sejenak kemudian Shodanco Muradi maju, lapor kepada Daidanco Surakhmad, bahwa pasukannya telah kembali. Mereka juga menyatakan menyesal atas perbuatan melawan Jepang dan berjanji untuk setia kepada kesatuannya. Mereka tidak menyadari bahwa telah masuk perangkap, karena dari tempat-tempat yang gelap pasukan Jepang telah mengepung mereka. Mereka kemudian dilucuti senjatanya dan ditawan, diangkut ke Markas Kempetai Blitar. Ternyata Muradi yang sudah menyerah tetap diadili dan dijatuhi hukuman mati. Kekuatan Peta ini di bawah Supriyadi ini semakin lemah. Tidak terlalu lama akhirnya perlawanan Peta di Blitar di bawah pimpinan Supriyadi ini dapat dipadamkan. Tokoh-tokoh dan anggota Peta yang ditangkap kemudian diadili di depan Mahkamah Militer Jepang di Jakarta. Setelah melalui beberapa kali persidangan, mereka kemudian dijatuhi hukuman sesuai dengan peranan masing-masing dalam perlawanan itu. Ada yang mendapat pidana mati, ada yang seumur hidup, dan sebagainya. Mereka yang dipidana mati antara lain, dr. Ismail, Muradi yang sudah disebutkan di atas, Suparyono, Halir Mangkudijoyo, Sunanto, dan Sudarno. Sementara itu, Supriyadi tidak jelas beritanya dan tidak disebut-sebut dalam pengadilan tersebut. » Kamu sudah mempelajari bagaimana perlawanan Peta di Blitar pimpinan Supriyadi. Bagaimana penilaianmu tentang sosok Supriyadi, adakah nilai-nilai yang perlu kita teladani? Bagaimana penilaianmu tentang taktik Jepang untuk menghadapi perlawanan Peta di bawah pimpinan Supriyadi? » Perlawanan terhadap kekejaman Jepan tentu juga terjadi di berbagai daerah, termasuk sangat mungkin terjadi di lingkungan kamu. Coba kamu mencari informasi kira-kira peristiwa apa dan dimana yang terkait dengan penentangan terhadap kedatangan dan Jepang? KESIMPULAN 1. Jepang telah melakukan kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat Indonesia. Salah satunya kebijakan Ekonomi Perang, produk ekonomi yang semua diperuntukkan pemenangan Perang Asia Timur Raya. 2. Pengendalian pendidikan dan kebudayaan yang berdampak pada kemunduran bidang ekonomi, rakyat menjadi bodoh dan banyak buta huruf. Bidang seni dan budaya juga diawasi. 3. Untuk membantu pertahanan Jepang, pemerintah Tirani Jepang telah membentuk organisasi militer dan semimiliter yang direkrut dari para muda Indonesia. 4. Karena tindak kekejaman dan kesewenang-wenangan Jepang telah menimbulkan LATIH UJI KOMPETENSI 1. Mengapa Jepang menerapkan kebijakan “Ekonomi Perang”? 2. Apakah kamu tahu yang dimaksud dengan seikeirei? Jelaskan! 3. Bagaimana penilaianmu tentang pengerahan tenaga romusa oleh pemerintah pendudukan Jepang? 4. Bandingkan tentang kebijakan di bidang pendidikan antara zaman Pemerintahan Kolonial Belanda dengan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia! 5. Jelaskan tentang dampak dari kebijakan Jepang yang sewenang- wenang! Pelajaran apa yang kamu peroleh dari belajar tentang dampak kebijakan itu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan? Tugas 1. Coba amati berbagai situs atau pengaruh budaya yang terkait dengan kebijakan dan kekejaman Jepang di Indonesia yang ada di lingkungan kamu. Kemudian buatlah laporan telaah mu tentang hal itu?
PemberontakanPETA yang dipimpin oleh Supriyadi pada 29 Februari 1945 berlangsung menegangkan. Semangat dan keuletan pasukan bumiputera melawan jebakan-jebakan licik Jepang. Meskipun pada akhirnya perlawanan tersebut dapat dipadamkan dan para tokoh pemberontakan dihukum mati.
37 Sejarah Indonesia Nah, uraian berikut akan membahas mengenai kebijakan dan tindakan Jepang dalam mengerahkan semua kekuatan yang ada di Indonesia dan juga kekejaman Jepang dalam berbagai bentuk kerja paksa, serta kebijakan- kebijakan lain yang menyakitkan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, wajar jika kemudian muncul berbagai perlawanan. Memahami teks 1. Ekonomi Perang Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, diterapkan konsep “Ekonomi perang”. Artinya, semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali untuk menopang kegiatan perang. Perlu dipahami bahwa sebelum memasuki PD II, Jepang sudah berkembang menjadi negara industri dan sekaligus menjadi kelompok negara imperialis di Asia. Oleh karena itu, Jepang melakukan berbagai upaya untuk memperluas wilayahnya. Sasaran utamanya antara lain Korea dan Indonesia. Dalam bidang ekonomi, Indonesia sangat menarik bagi Jepang. Sebab Indonesia merupakan kepulauan yang begitu kaya akan berbagai hasil bumi, pertanian, tambang, dan lain-lainnya. Kekayaan Indonesia tersebut sangat cocok untuk kepentingan industri Jepang. Indonesia juga dirancang sebagai tempat penjualan produk-produk industrinya. Meletusnya PD II pada hakikatnya merupakan wujud konkret dari ambisi dan semangat imperialisme masing-masing negara untuk memperluas daerah kekuasaannya. Oleh karena itu, pada saat berkobarnya PD II, Indonesia benar-benar menjadi sasaran perluasan pengaruh kekuasaan Jepang. Bahkan, Indonesia kemudian menjadi salah satu benteng pertahanan Jepang untuk membendung gerak laju kekuatan tentara Serikat dan melawan kekuatan Belanda. Setelah berhasil menguasai Indonesia, Jepang mengambil kebijakan dalam bi- dang ekonomi yang sering disebut self help. Hasil perekonomian di Indonesia dijadikan modal untuk mencukupi kebutuhan pemerintahan Jepang yang sedang berkuasa di Indo nesia. Kebijakan Jepang itu juga sering disebut dengan Ekonomi Perang. Untuk lebih jelasnya perlu dilihat bagaimana tindakan- tindakan Jepang dalam bidang ekonomi di Indonesia. » Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Perang itu? Coba jelaskan Di unduh dari 38 Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 2 Pada waktu Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942, ternyata tentara Hindia Belanda telah membumihanguskan objek-objek vital yang ada di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar Jepang mengalami kesulitan dalam upaya menguasai Indonesia. Akibat dari pembumihangusan itu, keadaan perekonomian di Indonesia menjadi lumpuh pada awal pendudukan Jepang. Sehubungan dengan keadaan tersebut, langkah pertama yang diambil Jepang adalah melakukan pengawasan dan perbaikan prasarana ekonomi. Beberapa prasarana seperti jembatan, alat transportasi, teleko munikasi, dan bangunan-bangunan diperbaiki. Kemudian beberapa peraturan yang mendukung program pengawasan kegiatan ekonomi dikeluarkan terma suk ditetapkannya peraturan pengendalian kenaikan harga. Bagi mereka yang melanggar, akan dijatuhi hukuman berat. Sementara itu, bidang perkebunan di masa Jepang mengalami kemunduran. Hal ini berkaitan dengan kebijakan Jepang yang memutuskan hubungan dengan Eropa yang merupakan pusat perdagangan dunia. Karena tidak perlu memperdagangkan hasil perkebunan yang laku di pasaran dunia, seperti tebu gula, tembakau, teh, dan kopi, maka Jepang tidak lagi mengembangkan jenis tanaman tersebut. Bahkan tanah-tanah perke bunan diganti menjadi tanah pertanian sesuai dengan kebutuhan Jepang. Tanah- tanah itu diganti dengan tanaman padi untuk menghasilkan bahan makanan dan bahan-bahan lain yang sangat dibutuhkan, misalnya jarak. Tanaman jarak waktu itu sangat dibutuhkan karena dapat digunakan sebagai minyak pelumas mesin- mesin, termasuk mesin pesawat terbang. Tanaman kina juga sangat dibu tuhkan, yaitu untuk membuat obat antimalaria, sebab penyakit malaria sangat mengganggu dan melemahkan kemampuan tempur para prajurit. Pabrik obat yang sudah ada di Bandung sejak zaman Belanda terus dihidupkan. Tanaman tebu di Jawa juga mulai dikurangi. Pabrik-pabrik gula sebagian besar mulai ditutup. Penderesan getah karet di Sumatra mu lai dihentikan. Tanaman-tanaman tembakau, teh, dan kopi di berbagai tempat dikurangi. Oleh karena itu, pada masa Jepang ini, hasil-hasil perkebunan sangat menurun. Produksi karet juga turun menjadi seperlimanya produksi tahun 1941. Pada tahun 1943 produksi teh turun menjadi sepertiganya dari zaman Hindia Belanda. Beberapa pabrik tekstil juga mulai ditutup karena pengadaan kapas dan benang begitu sulit. Dalam bidang transportasi, Jepang merasakan ke kurangan kapal-kapal. Oleh karena itu, Jepang terpaksa mengadakan industri kapal angkut dari kayu. Jepang juga membuka pabrik mesin, paku, kawat, dan baja pelapis granat, tetapi semua usaha itu tidak berkembang lancar karena kekurangan suku cadang. Di unduh dari 39 Sejarah Indonesia Kebutuhan pangan untuk menopang perang semakin meningkat, se hingga kegiatan penanaman untuk menghasilkan bahan pangan terus ditingkatkan. Dalam hal ini, organisasi Jawa Hokokai giat melakukan kampanye untuk meningkatkan usaha pengadaan pangan terutama beras dan jagung. Tanah pertanian baru, bekas perkebunan dibuka untuk menambah produksi beras. Di Su matra Timur, daerah bekas perkebunan yang luasnya ribuan hektar ditanami kembali sehingga menjadi daerah pertanian baru. Di tanah Karo juga dibuka lahan pertanian baru dengan meng gunakan tenaga para tawanan. Di Kalimantan dan Sulawesi juga dibuka tanah pertanian baru untuk menambah hasil beras. Untuk kepentingan penambahan lahan pertanian ini, Jepang melakukan penebangan hutan secara liar dan besar-besaran. Di Pulau Jawa dilakukan penebangan hutan secara liar sekitar hektar. Penebangan hutan secara liar dan berlebihan tersebut mengakibatkan hutan menjadi gun- dul, sehingga timbullah erosi dan banjir pada musim penghujan. Penebangan hutan secara liar tersebut juga berdampak pada berkurangnya sumber mata air. Dengan demikian, sekalipun tanah pertanian semakin luas, tetapi kebutuhan pangan tetap tidak tercukupi. Keadaan ini semakin menambah beban bagi pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia. Untuk mengatasi keadaan ini kemudian pemerintah pendudukan Jepang mengeluarkan beberapa ketentuan yang sangat ketat yang terkait dengan produksi padi. a. Padi berada langsung di bawah pengawasan pemerintah Jepang. Hanya pemerintah Jepang yang berhak mengatur untuk produksi, pungutan dan penyaluran padi serta menentukan harganya. Dalam kaitan ini Jepang telah membentuk badan yang diberi nama Shokuryo Konri Zimusyo Kantor Pengelolaan Pangan. b. Penggiling dan pedagang padi tidak boleh beroperasi sendiri, harus diatur oleh Kantor Pengelolaan Pangan. c. Para petani harus menjual hasil produksi padinya kepada pemerintah sesuai dengan kuota yang telah ditentukan dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah Jepang. Begitu juga padi harus diserahkan ke penggilingan padi yang sudah ditunjuk pemerintah Jepang. Dalam hal ini, berlaku ketentuan hasil keseluruhan produksi, petani berhak 40, kemudian 30 disetor kepada pemerintah melalui penggilingan yang telah ditunjuk, dan 30 sisanya untuk persiapan bibit dengan disetor ke lumbung desa. Di unduh dari 40 Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 2 Dalam rangka mengendalikan kebijakan di bidang ekonomi, maka semua objek vital dan alat-alat produksi dikuasai oleh Jepang dan di bawah pengawasan yang sangat ketat. Pemerintah Jepang juga mengeluarkan peraturan untuk menjalankan perekonomian di bidang perkebunan. Perkebunan-perkebunan diawasi dan dipegang sepenuhnya oleh pemerintah Jepang. Banyak perkebunan yang dirusak dan diganti dengan tanaman yang sesuai untuk keperluan biaya perang. Rakyat dilarang menanam tebu dan membuat gula. Beberapa perusahaan swasta Jepang yang menangani pabrik gula adalah Meiji Seito Kaisya. » Dengan berbagai ketentuan pemerintah Jepang tersebut, coba bandingkan dengan kegiatan monopoli yang dilakukan pada zaman Hindia Belanda Adakah persamaannya? Coba lakukan telaah kritis tentang hal itu 2. Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan PengerahanRomusha. Romusha merupakan kerja paksa yang dilakukan Jepang terhadap rakyat Indonesia tanpa digaji sepeserpun. Rakyat yang dipilih dalam romusha umumnya adalah rakyat yang bertenaga dan pekerja serabutan. Untuk menutupi kekejaman romusha, Jepang menyebut para pekerjanya dengan sebutan "prajurit ekonomi" atau "pahlawan kerja".
0% found this document useful 0 votes4 views11 pagesDescriptionMAKALAH PENGERAHAN DAN PENINDASAN VERSUS PERLAWANANOriginal TitleMAKALAH PENGERAHAN DAN PENINDASAN VERSUS PERLAWANANCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes4 views11 pagesMakalah Pengerahan Dan Penindasan Versus PerlawananOriginal TitleMAKALAH PENGERAHAN DAN PENINDASAN VERSUS PERLAWANANJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
PENGERAHANDAN PENINDASAN VERSUS PERLAWANAN THANK YOU! KELOMPOK 4 KELOMPOK 4 : 1. Afny Arista W. (04) 2. Devi Indah L (14). 3. Masrurotul R. (24) 4. Wina Maylinda C. (34) TEAM TEAM TINDAKAN DAN PENINDASAN JEPANG KEKEJAMAN COMPETITIVE ADVANTAGES Strength 1 Strength 4 Strength 2 Q
MAKALAH PENGERAHAN DAN PENINDASAN VERSUS PERLAWANAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 NAMA 1. ALDI KUSUMA 2. MARIO DWI ALFADILAH 3. NICHOLA ALMEYDA PRATAMA 4. VIORIKA ANISAH PUTRI 5. ADELA MEYRANDA PUTRI 6. OKTA INDRIANI 7. ANDHITA KUSUMA WARDHANI 8. SITI WIDIATI 9. RANI PUSPITA SARI KELAS XI. IPA 2 GURU PEMBIMBING NUSIANDI EMBO SATRIA SMA NEGERI 1 SEMBAWA TAHUN AJARAN 2018/2019 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan khadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran sejarah Indonesia pada SMA NEGERI 1 SEMBAWA tahun pelajaran 2018-2019. Saya sudah menyusun tugas ini dengan sebaik-baiknya, tetapi kami juga mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat di harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang, mudah-mudahan tugas ini bermanfaat bagi pengembangan wawasan kita semua khususnya dalam mata pelajaran sejarah Indonesia. BAB I Kebijakan Ekonomi Jepang Di Indonesia A. Kebijakan Umum Pemerintah Jepang Kebijakan pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang adalah melarang kegiatan berkumpul dan rapat, tertuang dalam UU No. 2 yang diperkuat dalam UU No. 3 pada 20 Maret 1942, yang isinya melarang segala macam perbincangan, pergerakan, atau propaganda mengenai aturan dan susunan organisasi Negara. Pergerakan politik rakyat Indonesia yang pada pemerintahan Hindia-Belanda begitu gencar menjadi terhambat pada pemerintahan Jepang membuat berbagai badan untuk mengalihkan dan menumpulkan radikalisme dari partai politik yang ada sebelumnya. Stratifikasi sosial pada pemerintahan Jepang berubah, Jepang berada di posisi teratas disusul oleh Timur Asing dan Indonesia pada lapis kedua, dan Belanda serta Eropa pada lapis ketiga, sebelumnya pada pemerintahan Hindia-Belanda Jepang berada di lapis kedua dan Belanda serta Eropa di lapis pertama. Penempatan orang Belanda dan Eropa pada lapis ketiga berdampak pada perkebunan yang telah mereka milik Belanda dan Eropa disita oleh kebijakan yang mengatur perkebunan dikeluarkan, seperti produksi, rehabilitasi, dan pemberian kredit. B. Kebijakan Ekonomi Pemerintah Jepang Demi mencukupi kebutuhannya, Jepang mengeluarkan kebijakan ekonomi terdapat dua ratus ribu orang pribumi dipekerjakan, kebanyakan dari pekerja itu bekerja sampai wanita Indonesia pun dipaksa untuk melayani tentara Jepang. Kebijakan romusha sangat merugikan rakyat, banyaknya pekerja yang terlibat menjadi romusha disebabkan ketidaktahuan mengenai apa sebenarnya romusha itu. Sistem perekrutan diselenggarakan di desa-desa melalui lurah/kepala ekonomi yang serba sulit membuat dan iming-iming kehidupan yang lebih baik membuat rakyat melamar menjadi kerja yang melamar menjadi romusha dipaksa bekerja di berbagai daerah sesuai dengan kebutuhan yang dilakukan merupakan pekerjaan yang berat, seperti pembangunan infrastruktur, lapangan terbang, benteng pantai, lubang perlindugan, parit perlindungan, dan pabrik amunisi. Kebijakan lainnya adalah, penekanan angka produksi perkebunan karena tidak berkaitan dengan kebutuhan perang, fokus utama Jepang adalah peningkatan produksi kebijakan ini, produksi perkebunan yang tinggi pada masa Hindia-Belanda, menjadi turun satunya adalah melemahnya industri gula melemah karena kebijakan pemerintah Jepang untuk mengurangi produksi gula yang telah direncanakan sejak awal ini dilakukian bertahap dan rahasia. Semua perusahaan gula milik Belanda dan Eropa disita, kemudian Jepang menyerahkan pengelolaan industri gula kepada enam perusahaan milik perusahaan Jepang tersebut membawahi perusahaan-perusahaan Belanda dan perkebunan selama pendudukan Jepang terus berkurang, dari 85 1942 menjadi 13 1945. Kecenderungan penurunan produksi ini berdampak kepada para petani yang memiliki tanah merasa diuntungkan dengan pengurangan produksi tidak lagi disibukkan dengan irigasi dan pengembalian tanah, mereka dapat menaman yang berbeda dialami oleh petani yang tidak memiliki tanah, jumlahnya lebih banyak daripada petani yang memiliki tanah. BAB II Kebijakan Pengendalian Kegiatan Pendidikan Dan Kebudayaan A. Kebijakan pendidikan Kebijakan yang diterapkan pemerintah Jepang di bidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi/perbedaan yang diterapkan pemerintahan Jepang, siapa saja boleh mengenyam/merasakan dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal. Jepang pun juga menerapkan jenjang pendidikan formal seperti di negaranya yaitu SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Dimana sistem ini masih diterapkan oleh pemerintah Indonesia sampai saat utamanya yang paling intensif sekali diajarkan kepada anak-anak sekolah adalah setiap pagi sebelum memasuki kelas selalu diadakan upacara bendera megibarkan bendera Jepang dan penghormatan kearah matahari upacara selesai disambung dengan gerak badan yang disebut dengan Taiso. Dalam acara penaikan bendera Jepang semua siswa menyanyikan lagu kebangsaan Jepang yaitu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan adalah sistem pengajaran dan kurikulum yang di sesuaikan untuk kepentingan memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya, diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai pengantar di sekolah menggantikan bahasa Belanda. Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus bahasa Jepang yang lain yang diterapkan Jepang yaitu para siswa termasuk guru-gurunya harus upacara dan menunduk kearah matahari terbit dengan cara rukuk atau membungkukyang disebut upacara Seikeire. Apabila bendera sedang dinaikkan tidak seorangpun boleh berjalan melaikan harus berhenti menghadap kebendera dan memberi diharuskan hormat kepada gurusensei,maka setiap orangtua haru dihormati pula termasuk kepala kampung yang pada waktu itu dinamakan Sonco. Usaha Jepang dalam menjepangkan rakyat Indonesia termasuk juga para siswa dilihat dengan adanya pelajaran bahasa Jepang meskipun dalam bentuk stensilan yang khusus disusun untuk mempelajari bahasa Jepang. Dengan demikian,secara sistematis sekali pendudukan militer Jepang itu ingin menjepangkan anak-anak Indonesia mulai dengan bahasa hurufnya Sekolah keperluan menulis para siswa memakai batu tulis berwarna menanamkan semangat patriotisme dihati rakyar dalam hal menyanjung Perang Asia Timur Raya,pemerintah Jepang menciptakan lagu khusus tentang keberanian seorang Heiho yang diberinya judul Amat Heiho,ceritanya menyerang sekutu sampai harus rela tewas demi kejayaan negara Jepang. Hal ini dapat dipahami,pendidikan yang diberikan Jepang pada rakyat pribumi semata-semata hanya untuk kepentingan Jepang,tanpa memikirkan kemajuan pendidikan rakyat pribumi,karena melalui pendidikan,pemerintahan Jepang mulai memasukkan rasa simpati kepada rakyat,terutama dalam mengenyam pendidikan,yang di zaman belanda untuk masuk Sekolah rakyat saja sangat susah,hanya orang tertentu saja yang diperbolehkan untuk Jepang sebaliknya,namun tujuan sebenarnya untuk menjepangkan rakyat Indonesia dan rasa kecintaan kepada Jepang. B. Kebijakan Kebudayaan Pada masa Jepang, bidang pendidikan dan kebudayaan diperhatikan dan bahasa Indonesia mulai dipergunakan. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa semakin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia, komunikasi antarsuku di Indonesia semakin intensif yang pada akhirnya semakin merekatkan keinginan untuk 1 April 1943 dibangun pusat kebudayaan di Jakarta, yang bernama “Keimin Bunka Shidoso”. Kebijakan disini dapat kita lihat melalui penyerahan hasil panen berupa padi rakyat secara paksa,penyerahan ini tentulah menyengsarakan keinginan Jepang bukan sekedar permintaan tapi merupakan tuntutan yang harus dipenuhi kekajaman banyak yang menderita kelaparan,rakyat menderita kemiskinan,menurunnya kesehatan masyarakat,keadaan sosial semakin memburuk,dalam hal pakaian,rakyat terpaksa memakai baju dari goni,sehingga banyak berjangkit penyakit kulit,serta angka kematian semakin meningkat. BAB III Pengerahan Romusha Romusha adalah panggilan bagi orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti - perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta. Dalam sidangnya yang pertama, Chuo Sangi In mengusulkan beberapa syarat antara lain supaya dibentuk badan-badan yang memotivasi rakyat menjadi tenaga sukarela, melalui kerja sama dengan bupati, wedana, camat dan kepala desa untuk pengerahan tenaga kerja buruh sekarela di perusahaan-perusahaan bala tentara Jepang. Namun dalam pelaksanaannya persyaratan yang disampaikan oleh Chuo Sangi In itu hakikatnya mereka tidak lebih dari pekerja paksa. Seperti halnya di Yogyakarta, tepatnya di desa Timbul Harjo, Bantul, pengerahan romusha dilakukan oleh perangkat desa dengan cara medatangi keluarga-keluarga yang memiliki tenaga potensial untuk dijadikan romusha. Jepang tidak bakal mengalami kesulitan dalam hal kebutuhan tenaga kerja romusha, karena disamping itu jumlah persediaan manusia cukup juga biaya murah. Tenaga diambil secara paksa, dan tidak perlu banyak pengeluaran biaya baik untuk makan maupun pengobatan. Begitu pula untuk mencari pengganti bagi tenaga romusha yang mati, karena di Jawa terdapat persediaan manusia cukup banyak. Berdasarkan pola pemikiran itulah maka Jepang denga leluasa memanfaatkan tenaga manusia yang ada di Pulau Jawa dan dengan matinya beribu-ribu romusha seakan-akan tidak menjadi meninggal karena kekurangan makan, kelelahan, malaria dan terjangkit itu juga karena kerasnya pengawasan dan siksaan Jepang yang kejam dan tidak romusha tidak tersedia perawatan dan tenaga kesehatan. Seakan-akan telah menjadi rumus bahwa siapa yang tidak lagi kuat bekerja maka akan mati. Pada umumnya mereka diperdapat dari desa-desa, terdiri dari pemuda petani dan Jawa sebagai pulau yang padat penduduknya memungkinkan pengerahan tenaga tersebut secara besar-besaran. Pada mulanya tugas-tugas yang dilakukan bersifat sukarela dan pengerahan tenaga tersebut tidak begitu sukar dilakukan, karena orang masih terpengaruh propaganda “ intik kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Bahkan, dibeberapa kota terdapat barisan-barisan romusha untuk bekerja ditempat-tempat dan pada waktu-waktu tertentu. Romusha yang diperkejakan di proyek-proyek, antara lain pembuatan jalan, jembatan, barak-barak militer, berlangsung selama satu sampai tiga bulan. Lebih dari tiga bulan merupakan masa kerja romusha yang diperkejakan di proyek-proyek diluar keresidenan mereka. Tidak hanya keluar Jawa, bahkan romusha dikirim ke luar Indonesia, seperti Birma, Muang, Tgai, Vietnam dan Malaysia. Tidak sesuai dengan usul yang disampaikan oleh anggota Chuo Sangi In agar para romusha diperlakukan secara layak, ternyata mereka diperlakukan sangat buruk. Sejak pagi buta sampai petang hari merekadipaksa melakukan pekerjaan kasar tanpa makan dan perawatan cukup, membuat kondisi fisik mereka menjadi sangat lemah dan mereka hampir tidak punya sisa kekuatan. Jika ada diantara mereka yang beristirahat sekalipun hanya sebentar, hal itu akan mengundang maki-makian dan pukulan-pukulan dari pengawas mereka orang Jepang. Hanya pada malam hari mereka berkesempatan melepaskan keadaan demikian, mereka tidak punya daya tahan lagi terhadap tidak sempat memasak air minum, sedangkan buang air di sembarang tempat, berjangkitnya wabah disentri, karena tidak dapat menghindari diri dari serangan. BAB IV Dampak Tindakan Kekejaman Jepang Terhadap Kehidupan Rakyat Dampak kehadiran dan kekejaman pemerintah militer jepang yang berlangsung tidak lebih dari empat tahun itu, selain meninggalkan kebencian karena kekejaman dan kerakusanya juga meninggalkan kenangan mereka di ikut sertakan dalam kehidupan politik. Perkembanggan yang terjadi menujukan adanya peningkatan kesadaran politik secara besar-besaran dan keinginan untuk merdeka secara jepang yang kejam, kasar, dan sewenag-wenang memepngaruhi hampir seluruh penduduk. Pemerintah jepang membangkitkan kesadaran akan penderitaan masyarakat. Propaganda jepang juga mempengaruhi rakyat agar benci terhadap belanda dan menyamakan kepentingan jepang dengan kepentingan Indonesia sepenuhnya gagal, justu yang terjadi sebaliknya. Keinginan rakyat untuk merdeka semakin besar, apalagi bagi mereka yang memperoleh posisi yang kuat berbeda dengan keadaan di zaman penjajahan belanda dahulu. 1. Dampak terhadap Kehidupan Ekonomi Pendudukan Jepang membawa dampak yang besar terhadap kehidupan ekonomi Jepang menduduki Indonesia, objek-objek vital alat-alat produksi telah hancur sehingga pada awal pendudukan Jepang sebagian besar kehidupan ekonomi pendudukan Jepang mulai mengeluarkan peraturan-peraturan untuk menjalankan roda terhadap peredaran dan penggunaan sisa-sisa persedian barang mencegah meningkatnya harga barang, dikeluarkan peraturan pengendalian harga dan dijatuhkan hukuman berat bagi pelanggarnya. Pemerintah Jepang mengembangkan pola Ekonomi Perang di mana setiap wilayah harus melaksanakan autarki, artinya setiap daerah harus memenuhi kebutuhannya sendiri dan memenuhi kebutuhan kebutuhan pangan pada tahun 1942 semakin kebutuhan perang semakin kampanye pengerahan dan penambahan bahan pangan secara dituntut untuk menaikkan produksi tanaman jarak dan menjadi pekerja romusha. 2. Dampak terhadap Mobilitas Sosial Di samping menguras sumber daya alam, Jepang juga melakukan eksploitasi tenaga hingga ratusan penduduk dikerahkan untuk kerja paksa guna membangun sarana dan prasarana dipaksa bekerja keras sepanjang hari tanpa diberi upah, makan pun sangat terbatas, sehingga banyak yang kelaparan, sakit dan mengerahkan tenaga kerja, tiap-tiap desa dibentuk panitia pengerahan tenaga yang disebut memobilisasi para pemuda untuk membentuk tentara cadangan, yang diharapkan membantu Jepang melawan Sekutu. Pengerahan tenaga di desa-desa, menimbulkan perubahan sosial yang romusha yang berhasil melarikan diri kembali ke desanya masing-masing membawa pengalaman baru dan membuka isolasi Januari 1944, Jepang memperkenalkan sistem tonarigumi rukun tetangga.Tonarigumi merupakan kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 10-20 rumah tonarigumi ini bertujuan mengawasi aktivitas penduduk yang situasi perang, tonarigumi difungsikan untuk latihan pencegahan bahaya udara, kebakaran, pemberantasan kabar bohong dan mata-mata musuh. 3. Dampak dalam Bidang Birokrasi Setelah Jepang berhasil menguasai wilayah Indonesia maka Jepang segera membagi wilayah Indonesia, dalam tiga pemerintahan militer pendudukan yaitu sebagai berikut. .Wilayah I, meliputi Jawa dan Madura, yang diperintah oleh angkatan darat yang berpusat di Jakarta Tentara Keenam Belas. b. Wilayah II, meliputi Sumatera seluruhnya, diperintah oleh angkatan darat yang berpusat di Bukittinggi Tentara Kedua Puluh Lima. c. Wilayah III, meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku yang diperintah oleh angkatan laut yang berpusat di Makasar Armada Selatan Kedua. Masing–masing ketiga wilayah itu dipimpin oleh kepala staf tentara/armada dengan gelar gunseikan kepala pemerintahan militer dan kantornya disebut membentuk pemerintahan militer pendudukan ternyata banyak mengalami kesulitan karena Jepang kekurangan staf pegawai– demikian, Jepang terpaksa mengangkat pegawai dari bangsa Indonesia. Pada saat pemerintahan sementara tersebut, orang–orang Indonesia banyak menduduki jabatan– jabatan demikian, pada Agustus 1942 masa pemerintahan militer sementara telah mengirimkan tenaga pemerintahan sipil ke itu, jabatan–jabatan penting yang diduduki oleh orang Indonesia mulai diganti. Pada pertengahan 1943 kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik mulai terdesak, maka jepang kembali memberi kesempatan kepada bangsa Indonesia, untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan. Untuk itu, pada 5 September 1943 Jepang membentuk Badan Pertimbangan Keresidenan Syu Sang Kai dan Badan Pertimbangan Kotapraja Istimewa Syi Sang In. Banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan–jabatan tinggi dalam pemerintahan, antara lain Prof. Husein Djajadiningrat sebagai kepala Departemen Urusan Agama, Sutarjo Kartohadikusumo sebagai kepala pemerintahan syucokan di Jakarta, dan Suria sebagai kepala pemerintahan syucokan di Bojonegoro. Di samping itu ada 7 orang Indonesia yang menduduki jabatan sebagai penasehat pada pemerintahan militer, di antaranya Ir. Soekarno Departemen Urusan Umum, Mr. Suwandi dan dr. Abdul Rasyid Departemen Urusan Dalam Negeri, Prof. Dr. Mr. Supomo Departemen Kehakiman, Mochtar bin Prabu Mangkunegara Departemen Lalu Lintas, Mr. Muh. Yamin Departemen Propaganda, dan Prawoto Sumodiloyo Departemen Ekonomi. Dengan demikian pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak yang sangat besar, dalam birokrasi zaman Hindia Belanda, jabatan–jabatan penting dalam pemerintahan tidak pernah diberikan kepada Indonesia. BAB V PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan uraian dalam makalah ini maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu Ø Tujuan Jepang dating ke Indonesia adalah untuk mendapatkan dukungan dan mencari kekuasaan di asia Ø Jepang mempkerja paksakan orang-orang pribumi yang di sebut romusa dengan tidak memberi upah Ø Jepang menerapkan jenjang pendidikan formal di Indonesia seperti di negaranya yaitu SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Ø Jepang juga meninggalkan danpak bagi bangsa Indonesia baik dampak negative maupun dampak positif diantaranya a Dampak terhadap Kehidupan Ekonomi b Dampak terhadap Mobilitas Sosial c Dampak dalam Bidang Birokrasi SARAN Dari makalah ini pembaca telah mengetahui tentang betapa berat perjuangan bangsa Indonesia dalam mendapat kemerdekaan, jadi sebagai generasi penerus bangsa kita harus menghargai perjuangan pahlawan kita yang dengan susah payah merebut kemerdekaan dari penjajah. Semoga bisa bermanfaat buat kalian yang sedang menempuh pendidikan,maupun Cuma untuk menambah wawasan.
MenganalisisPengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan A. EKONOMI PERANG. Ekonomi perang Artinya, semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali Untuk menopang kegiatan perang. Jepang mengambil kebijakan dalam bidang ekonomi yang sering disebut self help. Pengerahantenaga di desa-desa, menimbulkan perubahan sosial yang luas.Para romusha yang berhasil melarikan diri kembali ke desanya masing-masing membawa pengalaman baru dan membuka isolasi desa.Pada Januari 1944, Jepang memperkenalkan sistem tonarigumi (rukun tetangga).Tonarigumi merupakan kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 10-20 rumah tangga.Sistem tonarigumi ini bertujuan mengawasi aktivitas penduduk yang dicurigai.Untuk situasi perang, tonarigumi difungsikan untuk latihan
pengerahan dan penindasan versus perlawanan
C Penindasan dan Perlawanan Versus Perlawanan. BAB V Masuknya Jepang Di Indonesia.Materi selanjutnya dari Vidio sebelumnyaUntuk link Materi sejarah indonesi
Silahkansimak video penjelasan ibu tntang sub. Bab slanjutnya.Ada 5 pertanyaan yang terselip di sana.Ibu ambil sbagai nilai ptsSilahkan d jawab d buku ca

MenganalisisPegerahan Dan Penindasan VS Perlawanan Andi Wiharja 3 Birgitta Adisty 4 Christina Clariza 5 Di ego Santi Ago 7 Ariando S 10 Maria Anggraeni 20 Naldo Nagazhie 23 Tasya J 31 1. Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia di terapkan konsep ekonomi perang.Yaitu semua

MenganalisisPengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan Kelompok 3 Lucky Purnama Sultan Muhammad Fadhil Athoya Pengerahan Romusha Kekejaman Jepang Ekonomi Perang Jepang membuat kebijakan self help, yaitu kebijakan dimana hasil perekonomian Indonesia dijadikan modal untuk mencukupi KELOMPOK4 1. Afny Arista W. 2. Devi Indah Lestari 3. Masrurotul Ramadandi 4. Wina Maylinda C. EKONOMI PERANG "Ekonomi Perang" artinya semua kekuatan ekonomi di Indonesa digali untuk menopang kegiatan perang. Jepang membuat kebijakan self help, yaitu kebijakan dimana hasil Topic 2 PengerahanRomusa Menganalisis Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan. 41 Sejarah Indonesia Akibat keputusan pemerintah Jepang tersebut, membuat angka buta huruf menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemuda Indonesia mengadakan program pemberantasan buta huruf yang dipelopori oleh Putera.Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa .